Scopus dan Dilema Publikasi

Beberapa teman dan mahasiswa doktoral sering menanyakan bahwa kenapa bisa sebuah jurnal terindeks scopus dan memiliki Quartile (atau yang biasa disebut Q) yang baik (Q2 semisal) tapi dikategorikan predator dan berbahaya untuk publikasi kita?. Jawabannya menurut saya pribadi ya bisa saja. Kenapa tidak. Ibaratnya, waktu remaja mereka adalah anak-anak yang baik. Menuru semua perintah orang tua. Tetapi ketika sudah beranjak dewasa mereka berubah menjadi anak-anak nakal. Analogi tersebut menurut saya sangat tepat, ketika publisher tersebut menerbitkan jurnal diawal-awal periode, proses seleksi, review dan penerbitan sangat teratur dan tertib sesuai dengan aturan yang berlaku. Ketike mereka sudah terindeks scopus maka mereka melihat sebuah ladang penghasilan yang sangat besar. Coba kita hitung. Saya pernah melihat sebuah jurnal dimana dalam 1 tahun mereka bisa terbit lebih dari 12 volume. Tiap volume nya bisa lebih dari 50 artikel. Tiap artikel harus berbayar antara USD 500-1000 bahkan ada yang lebih. Coba kita hitung jika 1 tahun terbit 12 kali dan tiap terbitan ada 50 artikel maka dalam 1 tahun mereka menerbitkan 600 artikel. Anggap saja processing fees atau kadang mereka sebut sebagai editing fees per artikel adalah 600 dolar maka dalam setahun mereka akan mendapatkan omzet USD 360.000. Jika dalam tiga tahun mereka belum discontinue maka paling tidak mereka bisa mendapatkan USD 1 juta. Apakah mereka akan rugi ketika di discontinue? Jawabannya tentu tidak. Dengan omzet USD 1 juta. mudah bagi publisher-publisher tersebut untuk membuat jurnal lagi. Paling tidak mereka hanya butuh 2 tahun untuk meng indeks kan jurnal lain di scopus. Kebanyakan jurnal tersebut dikerjakan tidak lebih dari lima orang. Sehingga biaya operasional pun tidak akan besar. Sehingga jelas ini adalah industri yang sangat menguntungkan.
Kalo begitu kemanakah kita harus publikasi? Mungkin sebagian orang mengatakan jangan lagi menggunakan scopus. Mulai masuk ke FT50, CNRS, CABS, ABDC atau mugkin ke WOS atau SSCI. Bagi peneliti berpengalaman dan memiliki sumber daya serta jaringan luas mungkin tidak akan menemukan masalah berarti untuk publish artikel di pengindeks tersebut. Tetapi bagi kebanyakan penulis pemula, calon doktor ataupun dosen yang sehari-harinya sudah disibukkan dengan mengajar bukan perkara mudah untuk publikasi pada jurnal-jurnal yang di indeks pada pengindeks tersebut. Butuh effort yang sangat besar. Sehingga jika dipaksakan malah tidak ada atau sedikit artikel dari peneliti Indonesia yang dapat diterbitkan. Sehingga bagaimana solusinya?
Berdasarkan pengalaman saya sebagi penulis dan peneliti amatir, scopus masih merupakan peng indeks yang layak dibanding pengindeks lainnya. Akan tetapi ada beberapa rambu yang harus diikuti. Misal nya cari jurnal yang minimal publisher nya adalah publihser mainstream seperti halnya elsevier, sage, routledge, emerald, wiley, taylor and francis dan inderscience. Memang jurnal-jurnal pada publisher ini terkenal lama dan sering kalo kita harus bertempur dengan reviewer-reviewernya. Jika dirasa belum sanggup, saran saya cari artikel yang publisher nya adalah Universitas. Biasanya jurnal yang dimiliki universitas seperti halnya GAMA IJB milik UGM atau EBER milik Universitas Krakow memiliki sistem review yang baik. Kriteria ketiga usahakan jangan mencari yang berbayar. Banyak yang bertanya, apakah jurnal berbayar itu pasti jelek?. Tidak juga tapi potensi untuk mencari keuntungan sangat besar dibanding jurnal-jurnal tidak berbayar
Akhir kata, sebagai seorang peneliti dan penulis jurnal, maka kita harus lah memiliki idealis yang tinggi. Kita mulai harus berpikir bahwa jangan sampai tulisan yang kita buat dengan mencurahkan tenaga, upaya dan waktu yang besar akan berakhir sia-sia. Effort lebih akan memberikan kita sebuah kebahagiaan tersendiri. Selamat menulis dan terus berkarya.
Malang, 13 Juli 2020
Ananda Sabil Hussein

Astronomical Clock – Prague

Prague astronomical clock merupakan sebuah jam astronomi tertua ketiga didunia yang berlokask di Old Town Prague Republik Ceko. Jam astronomi ini dibangun dijaman Medieval yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenak astronomi sehingga sangat bermanfaat untuk pertanian dan pelayaran orang-orang Bohemian pada saat itu. Mekanisme kerjanya yang rumit dan bentuk nya yang menarik membuat rugi pelancong yang berkunjung ke Rep Ceko jika tidak sempat mengabadikan jam astronomi iconic tersebut. Yang menakjubkan, sejak dibangun pada tahun 1411 jam astronomi ini masih berfungsi.

IMG_3473
Prague Astronomical Tower

Jan Hus

Jan Hus adalah seorang pemikir dan reformator agama Kristen yang lahir di Bohemia yang sekarang dikenal sebagai Rep Ceko pada tahun 1369. Sebagai seorang pemikir Jan Hus merupakan rektor pertama Universitas Ceko. Akan tetapi akibat dari buah pemikirannya yang bertentangan dengan gereja Katolik, berdasarkan Konsili Konstanz, Jan Hus di bakar hidup-hidup di tiang salib pada 6 Juli 1415 di Konstanz Jerman. Untuk mengenang kemasyhurannya, saat ini para pelancong bisa melihat patung nya yang didirikan di lapangan Old Town Kota Prague/Praha.

IMG_3484
Patung Jan Huss di Lapangan Old Town Prague

Waktunya move on dari scopus

Scopus memang fenomenal. Sejak menjadi salah satu rujukan untuk melakukan publikasi ilmiah maka perdiskusian tentang scopus seakan tidak ada hentinya. Banyak pihak yang pro akan scopus tetapi banyak juga yang kontra. Bahkan hari-hari belakangan ini muncul wacana publikasi tidak wajib lagi di scopus. Tetapi sebelum salah paham terlalu jauh mari kita lihat sebenarnya scopus itu apa sih?

Coba bagi yang tidak tahu apa itu scopus silakan di buka website http://www.scopus.com. Pada website tersebut jelas disebutkan bahwa scopus itu adalah database abstrak dan sitasi dari peer-reviewed literature. Atau mungkin dengan kata lain scopus itu semacam lembaga pengindeks dari jurnal.

Screen Shot 2019-12-15 at 12.49.18.png

Jadi kalo masih ada yang bilang “Saya mau publikasi di jurnal scopus” maka menurut saya itu tidak tepat. Karena kalo anda mau publikasi ya publikasi nya di jurnal ilmiah. Terus yang bener apa? yang bener adalah saya mau publikasi artikel di jurnal yang di indeks atau tercatat di database scopus.

Nah jika seperti ini apa yang salah dengan scopus? mungkin banyak yang bilang kita di jajah scopus. Sedikit sedikit scopas scopus dan lain lain. Ujaran ini terjadi karena memang dibanyak sekolah pendidikan Doktor (S-3) salah satu syarat kelulusan adalah publikasi di jurnal yang ter indeks scopus. Selain itu untuk para peneliti dan dosen juga Kementerian terkait mensyaratkan bahwa untuk menjadi guru besar artikel hasil penelitian harus di publikasikan di jurnal yang di indeks pada peng-indeks bereputasi. Seperti nya dan sepemahaman saya pemerintah tidak menyebut secara jelas indeks scopus, tetapi indeks bereputasi. Tetapi walaupun tidak explicit menyebutkan scopus, pemerintah menambahkan indeks bereputasi seperti halnya scopus dan web of science. Jadi akhirnya gampang nya bisa dibilang ya terindeks scopus. Kembali lagi apa yang salah dengan publikasi di jurnal ter indeks scopus?

Fenomena scopas scopus ini ternyata menjadi ladang bisnis yang menarik bagi “oknum” baik di dalam maupun diluar negeri. Oke mari kita bahas siapa saja oknum tersebut dan bagaimana permainannya. Tetapi sebelum kita diskusi masalah oknum kita flash back dulu mengenai scopus dan database serta ideksasi jurnal.

Mungkin pertanyaan pertama adalah apakah didunia ini ada database jurnal dan kutipan serta indeksasi jurnal selain scopus? jawab nya adalah ada dan banyak. Sebut saja DOAJ, copernicus, microsoft search academic, proquest, google scholar, ebscohost, web of science, FT50 dll. Nah pertanyaan kedua bagaimana sebuah jurnal ilmiah bisa diindeks oleh lembaga-lembaga tersebut. Setiap lembaga indeks punya persyaratan  agar jurnal-jurnal tersebut bisa di indeks oleh lembaga tersebut. Misalnya bisa dilihat dibawah ini bagaimana scopus mensyaratkan jurnal agar bisa diindeks

Screen Shot 2019-12-15 at 13.10.21.png

Nah bisa dilihat ternyata sebuah jurnal tidak bisa dengan mudah diindeks oleh scopus. Bandingkan dengan indeksasi oleh DOAJ lihat link berikut untuk jelas nya

Screen Shot 2019-12-15 at 13.14.43

Jadi untuk dapat diindeks pada database scopus ternyata sebuah jurnal membutuhkan banyak hal yang imbas nya mereka tidak akan mempublikasikan artikel ilmiah yang tidak berkualitas karena bagaimana pun salah satu syarat dapat di indeks scopus adalah Academic contribution to field. Dapat pula dipastikan kualitas nya karena ada peer-review yang tidak main-main dan juga diversity in geographical editor

Intinya jika artikel anda mau dipublikasikan pada jurnal yang diindeks oleh scopus maka mau tidak mau harus berkualitas dan memyesuaikan dengan ketentuan jurnal tersebut yang secara tidak langsung mengikuti aturan scopus.

Sekarang kita kembali kepada oknum yang tadi kita bahas, siapa oknum tersebut. Oke, sebagai sebuah lembaga peng indeks maka scopus akan meng indeks seluruh jurnal yang telah berhasil mengikuti seluruh persyaratannya. Tetapi ingat akan hukum permintaan dan penawaran. Semakin tinggi permintaan dimana penawaran tidak banyak maka harga akan semakin mahal. Banyak jurnal-jurnal yang dimiliki oleh penerbit-penerbit besar seperti sciencedirect, emerald, routledge, blackwell dll telah dilanggan secara massal oleh insitusi-institusi besar sehingga mereka hidu dari biaya langganan tersebut. Akan tetapi penerbit-penerbit kecil dimana mereka hidup dari biaya berlangganan akhirnya membebankan seluruh biaya kepada penulis. Sebenarnya, pembebanan biaya kepada penulis merupakan praktik yang biasa saja. Karena sebenarnya penulis membeli hak akses artikel nya dimana akhirnya semua orang yang tidak berlangganan jurnal tersebut bisa ikut membaca.

Tetapi banyak oknum penerbit jurnal nakal yang membaca peluang bisnis ini. Mereka melihat banyak nya permintaan akan publikasi pada jurnal ter indeks scopus sehingga mereka mengeruk uang sebanyak-banyak nya dari para penulis. Bagaiman modus nya?

  1. Mempublikasikan banyak jartikel dalam satu penerbitan. Sewajar nya jurnal terindeks scopus hanya mempublikasikan tidak lebih dari 10 artikel dalam 1 kali edisi. Tetapi jurnal-jurnal nakal tersebut bisa mempublikasikan hingga 50-60 artikel dalam 1 penerbitan. Bayangkan saja. Jika 1penulis harus membayar USD 1000 per artikel, maka hanya dalam 1kali penerbitan mereka mendapatkan USD 50.000 – USD 60.000. Untuk poin ini pertanyaan utama adalah bagaimana menjamin kualitas artikel yang akan diterbitkan? bagaiamana proses peer-review nya?
  2. Mempublikasikan puluhan edisi dalam satu tahun. Normal nya dalam 1 tahun sebuah jurnal hanya mempublikasikan artikel 4 – 6 kali. Publisher-publisher nakal bisa mempublikasikan hingga 20 kali dalam setahun. Coba dihitung, 60 artikel x 20 publikasi x USD 1000 maka dalam setahun mereka akan mendapatkan USD 1.200.000 wow ini kan bisnis besar. Kembali lagi pertanyaannya adalah bagaimana proses review dan seleksi nya?
  3. mempublikasikan artikel yang tidak sesuai dengan scope jurnal nya. Gimana nih maksud nya? untuk jurnal abal-abal tersebut, bisa saja artikel tentang Small and Medium Entreprises di publikasikan pada jurnal applied science atau bahkan engineering. Saya pernah menjadi korbannya ketika mahasiswa bimbingan saya S3 mempublikasikan artikel nya tentang SMEs di jurnal applied mathematic.

Tetapi tenang saja, scopus tidak tinggal diam. Hampir setiap tahun scopus akan menyisir jurnal-jurnal tersebut. Mereka akan mendelisting publisher-publisher nakal tersebut.

Nah kenapa saya setuju untuk move on dari scopus? karena kalo universitas-universitas di Indonesia mau menjadi Top World Class University sudah waktunya bergeser ke pengindeks yang lebih ketat dalam menyeleksi jurnal seperti halnya SSCI (peneliti-peneliti Taiwan sudah berkiblat pada kelompok ini) atau mungkin FT50. Bagi bidang bisnis dan manajemen bisa mulai melirik ABDC List (Australian Business Dean Council) List. Kelompok ini jauh lebih ketat menseleksi jurnal-jurnal yang akan diindeks. Sehingga jika kita bisa publikasi pada jurnal yang diindeks oleh lembaga tersebut maka bobot nya pasti akan berbeda.

Tetapi jika pun masih belum bisa move on dari scopus, ya cobalah mulai dengan meningkatkan kualitas dengan membidik jurnal-jurnal scopus yang dipublikasikan oleh publisher besar seperti sciencedirect, emerald, taylor-francis dll. Jangan malah nego untuk publikasi dimana saja atau bahka membuat indek sendiri yang belun tentu diakui dunia.

Selamat menulis dan selalu berkarya

 

Aceh Trip 2018

Seperti nya sudah lama blog keluargahussein ini kosong tidak ada tulisan baru. Kawan-kawan blogger lainnya pun juga sudah lama tidak kami sapa dan kunjungi. Semua itu karena banyaknya urusan dan pekerjaan yang harus kami hadapi di kantor, dirumah maupun di lingkungan perumahan. Intinya dunia sekolah dan dunia nyata itu berbeda.

Salah satu bentuk kesibukan yang Pak ABink hadapi adalah trip ke Aceh pada 2-6 Oktober 2018. Mungkin kalo cuma membaca title nya trip ke Aceh, kayak nya enak betul jalan-jalan ke Aceh. Ya kalo dibuat enak ya enak dibuat sebagai kerja ya kerja. Kali ini trip Pak ABink ke Aceh dalam ranga ikut serta dalam seminar Roundtable Indonesia Entrepreneurship Educators (RIEE) ke 6. Ceritanya Pak ABink di ajak Ketua Jurusan untuk masukkan paper sebagai bagian dari hibah Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) yang Pak ABink dapatkan. Sekalian presentasi sekaligus jalan-jalan ke Aceh. Kalo tidak ada seminar kayaknya berat deh trip ke Aceh itu…. berat di ongkos maksud nya.

Oke, sekarang Pak ABink mau berbagi sedikit pengalaman trip ke Aceh. Kali ini trip ke Aceh dimulai dari Malang. Pak ABink naik Garuda Indonesia dari Malang menuju Jakarta. Pesawat Garuda yang Pak ABink tumpangi berangkat pukul 13.10 WIB dari Malang menuju Jakarta. Di Jakarta kami (Pak ABink berangkat dengan 5 orang kawan) transit selama 2.45 menit dan kemudian melanjutkan penerbangan pukul 17.50. Di Jakarta kami bertemu dengan rombongan dari Universitas Negeri Malang dan juga Universitas Islam Indonesia yag juga akan ke Aceh untuk mengikuti RIEE. Penerbangan Jakarta – Aceh memakan waktu sekitar 2 jam 50 menit.

Landing di Aceh kami di sambut kawan-kawan lama. Salah satunya adalah alumni PDIM UB yang sering ikut pelatihan PLS nya Pak ABink dan seorang lagi teman S3 nya salah satu anggota rombongan waktu S3 Di Malaysia. Setelah barang terkumpul, kami langsung meinggalkan bandara untuk mampir sebentar di warkop “Sareng Kupi” yang cukup terkenal. Sareng Kupi adanya di Pasar Lambaro Kape, JL Aceh-Medan.

 

 

Setelah ngopi, ngobrol dan makan Mie Goreng Aceh yang melegenda itu, rombongan kami diantarkan ke Hotel. Kami dari Malang sudah booked di Mekkah Hotel. Hotel yang cukup terkenal. Lokasinya pun cukup strategis. Dekat dengan Masjid Oman dan RSUD Banda Aceh.

Hari kedua, kami dedikasikan untuk mengikuti seminar RIEE. Pukul 08:00 kami sudah siap karena akan di jemput oleh alumni PDIM UB. Kami dijemput pukul 08:30 dan diantarkan ke arena seminar di gedung pasca sarjana Unsyiah. Jarak dari Hotel Mekkah ke Unsyiah tidak terlalu jauh sekitar 20 menit. Jalanan di Banda Aceh lumayan padat di pagi hari walaupun tidak sepadat jalan Soekarno-Hatta di Kota Malang ataupun kemacetan luar biasa di Jakarta.

Setelah registrasi, kami memasuki ruangan seminar yang ternyata baru saja dimulai. Kami disambut dengan tari saman khas Aceh yang terkenal itu.

tari saman.jpeg

Setelah dibuka dengan sambutan-sambutan yang cukup panjang, acara dilanjutkan dengan pidato dari narasumber utama (keynote speaker). Kebetulan sesi presentasi kami adalah keesokan harinya. Sehingga setelah sesi makan siang, kami sepakat untuk jalan-jalan seputar Kota Banda Aceh. Untuk memudahkan transportasi, kami menyewa sebuah mobil.

Setelah makan siang dan kembali ke Hotel untuk mengambil mobil, jalan-jalan kami dimulai dengan mencari toko souvenir. Dari info sana sini akhirnya kami tiba di toko souvenir Pusaka. Toko ini cukup besar dan lengkap. Kita bisa membeli oleh-oleh khas Aceh di toko tersebut sepertihalnya kopiah khas Aceh, aneka bordiran, aneka kaos dan songket khas Aceh. Di toko itu kita juga bisa membeli anek makanan seperti halnya dendeng, kopi Gayo yang tersehor itu ataupun camilan-camilan khas Aceh lainnya.

Puas dengan membeli souvenir untuk orang terkasih di rumah, kami lanjut ke salah satu situs Tsunami Aceh yaitu monumen kapal Tanker PLTD yang terdampar diperkampungan warga dengan jarak hampir 5 km dari laut.

PLTDSerem juga ya, kapal tanker segede itu bisa hanyu 5 KM dari laut hingga keperumahan warga, FYI, setelah gempa 9.xx SR di tahun 2004, kota Banda Aceh dilanda Tsunami yang tingginya bervariasi dimulai dari 18m sampai yang terendah 2,5m. DI Kota Banda Aceh saja yang meninggal tidak kurang dari 40.000 jiwa.

Jika sudah sampai di serambi mekkah, maka jangan lupa untuk mengunjungi Masjid Baiturrahman yang megah nan mempesona. Kami menyempatkan diri untuk solat magrib di mesjid tersebut. Besar, luar dan megah itulah kesan saya ketika solat di masjid tersebut. Semoga dikedepannya saya bisa juga solat di masjidil haram….amin….

Mesjid

Sehabis solat Magrib, kami kembali ke Hotel untuk beristirahat karena keesokan harinya kami harus mempresentasikan makalah.

Hari ketiga seharian penuh kami dedikasikan untuk mengikuti seminar. Seminar diadakan mulai pagi hingga sore hari.

presentasirieeSetelah presentasi karena masih ada waktu, kami sempatin jalan-jalan ke museum Tsunami. Secara umum bangunannya yang di desain Pak Rk cukup keren. Tetapi koleksi dan penataaan dalam nya kurang dramatis. Mungkin pengelola bisa melakukan benchmark dengan museum bom atom di Hiroshima.

Hari keempat kami full main-main. Seharian kami putar Aceh. Di pagi hari kami antar Ketua Jurusan ke bandara karena beliau harus ke Jakarta untuk mengajar. Setelah mengantar Ketua Jurusan, kami langsung ke Pantai Lampuuk.

pantai aceh

Dari pantai Lampuuk kami lanjut ke salah peninggalan sejarah penting yaitu rumah Cut Nyak Dhien. Rumah tersebut adalah replika karena rumah asli telah dibakar oleh Belanda.

rumah CND

Bagi yang senang akan sejarah, berkunjung ke rumah Cut Nyak Dhien sangat menyenangkan. Kita bisa house tour ditemani guide lokal yang akan menjelskan ruangan-ruangan serta artefak-artefak yang ada dirumah tersebut.

Pemberhentian terakhir kami dihari keempat adalah Monumen Kapal yang tersangkut di atap rumah warga. Kapal ini aslinya sedang berada di dock yang letak nya sekitar 2 km dari rumah tersebut. Pada saat Tsunami terjadi petugas kapal sedang tidur. Petugas tersebut terbangun ketika mendengar ramai-ramai dan ternyata kapal nya sudah tersangkut di atap rumah.

monumen tsunami.jpeg

Hari kelima kami balik ke Malang. Perjalanan cukup panjang karena dari Banda Aceh kami harus transit di Soekarno-Hatta dan lanjut transit di Surabaya. Dari Surabaya ke Malang melalui jalan darat.

Berburu Sekolah di Luar Negeri

Akhir-akhir ini banyak mahasiswa mendatangi saya untuk meminta rekomendasi melanjutkan pendidikan untuk jenjang S2. Paling banyak minta rekomendasi untuk S2 ke UGM, ITB, UI atau UB sendiri. Ada beberapa mahsiswa yang berminat ke Ciputra atau ke Prasetya Mulya. Selain dalam negeri, beberapa mahasiswa juga meminta rekomendasi untuk S2 ke luar negeri. Tingginya minat mahasiswa belajar keluar negeri tidak terlepas dari banyaknya beasiswa yang ditawarkan oleh LPDP  dan lembaga pemberi beasiswa lainnya seperti USAID, AUSAID dan NZAID.

Tidak tanggung-tanggung beberapa mahasiswa melamar untuk S2 ke universitas-universitas top di luar negeri. Sebut saja Durham University, Leicester University, Leeds University, University of Adelaide, Monash University dll. Kebanyakan untuk mahasiswa Manajemen UK dan Australia merupakan pilihan yang paling banyak dipilih.

Harus diperhatikan bagi yang berminat untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi khususnya yang menggunakan sumber pendanaan beasiswa maka ada dua syarat mutlak + 1 syarat tambahan yang harus dipenuhi agar dapat mewujudkan impian bersekolah ke luar negeri. Kenapa menjadi 2+ 1 syarat nya?. Berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman beberapa teman akan coba saya ceritakan.

Syarat utama dan pertama untuk melamar beasiswa adalah kelayakan Bahasa. Jika sekolah yang dituju berbahasa Inggris maka nilai TOEFL atau IELTS paling tidak berada di angka 575 untuk TOEFL dan 6.5 untuk IELTS. Jika nilai mu sudah berada diangka tersebut maka melajulah ke syarat kedua. Syarat kedua ini cukup mudah tetapi memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Syarat kedua ini adalah berburu Sekolah dan Letter of Acceptance. Sedikit bocoran kenapa banyak mahasiswa yang ke UK dan Australia, menurut pengamatan saya hal tersebut dikarenakan banyaknya agent pendidikan yang siap membantu sepert halnya IDP, Edlink, ALFALINK dll. Untuk mendaftar dan mendapatkan sekolah ke UK dan Australia cukup datangi agent-agent tersebut sebutkan bidang pelajaran/master yang anda inginkan maka konselor-konselor agent tersebut akan membantu mencarikan sekolah yang sesuai. Tidak hanya sebatas mencarikan, mereka juga akan membantu anda melakukan pendaftaran hingga mendapatkan LOA nya. Cukup mudah kan.

Jika ingin tantangan yang lebih maka carilah sekolah sendiri. Bagaimana cara mencarinya. Browsing di internet adalah cara yang paling mudah. Ketik saja nama Universitas nya di mesin pencari maka akan sampailah kita ke web sekolah nya. Beberapa negara sudah menyediakan one stop education information. Misal nya Stuned. Di website Stuned kita tingga pilih mau belajar apa ditingkat apa.

study-finder

Setelah mendapatkan universitas yang dituju maka pelajari dulu apa saja kurikulum yang mereka tawarkan. Sesuai dengan minat atau tidak. Jika tidak lebih baik carilah yang sesuai minat. Jika kurang jelas jangan ragu untuk meng-email bagian admisi nya. Mereka sangat responsif. Biasanya kurang dari 3 hari pertanyaan kita akan dibalas. Jika sudah sreg maka segera kirim aplikasi.

Untuk pendaftaran beberapa kampus masih manual yang berarti calon mahasiswa harus mengirimkan form aplikasi dan juga bukti-bukti pendukung lainnya menggunakan pos. Akan tetapi sudah banyak kampus yang memberlakukan apply online. Yang maksud nya calon mahasiswa tinggal mengisi form secara online dan mengirimkan soft-copy file pendukung pada mereka. Jika seluruh syarat lengkap biasanya LOA akan di terbitkan paling lama 1 bulan untuk program course work.  Tetapi pengalaman saya apply ke Universitas di Malaysia, pendaftaran dibuka kapan saja, tetapi pengumuman penerimaan dilakukan mendekati tahun ajaran baru.

apply-online

Selamat jika sudah mendapatkan LoA. FYI jenis LoA ada dua. Yang pertama Full Offer  dan yang kedua conditional offer. JIka full Offer maka sudah tidak ada syarat lagi yang harus dipenuhi. Tetapi jika conditional offer yang kita dapatkan maka masih ada beberapa syarat yang harus dilengkapi. Paling sering dijumpai adalah conditional offer terkait dengan ketentuan Bahasa Inggris. Biasanya banyak calon mahasiswa yang syarat Bahasa Inggris nya kurang tetap mengirimkan pendaftaran. Jika nilai dan background academic nya sesuai conditional LOA akan diterbitkan. Ada yang bertanya, dengan conditional LOA apakah bisa mulai sekolah? Jawabannya tidak. Kita harus tetap mendapatkan Full Offer untuk bisa mulai bersekolah. Beberapa negara seperti New Zealand mensyaratkan Full Offer untuk menerbitkan visa pelajar. Sampai langkah ini bagi yang bersekolah dengan biaya mandiri maka yang berikutnya adalah mempersiapkan keberangkatan. Tapi bagi pemburu beasiswa maka masih ada syarat tambahan yang harus dipenuhi.

FYI – umur LOA biasanya dua tahun. Misal  mengirimkan aplikasi untuk intake August 2017. Jika gagal berangkat di August 2017 maka LOA tadi masih bisa digunakan sampai August 2019 tanpa harus mendaftar kembali. Konsultasikan dengan pihak sekolah apakah intake (kemasukan) bisa dilakukan disemester 1 dan 2 atau hanya di semester 1 saja. Beberapa sekolah untuk S2 mengijinkan mahasiswa untuk memulai sekolah disemester 1 atau disemester 2.

Bagi pemburu beasiswa, beberapa langkah dan strategi masih butuh dilakukan. Langkah berikutnya adalah berburu beasiswanya. Untuk beberapa beasiswa seperti halnya LPDP, kemampuan Bahasa Inggris dan Full Offer dari Universitas yang ada di daftar LPDP sudah memberikan kesempatan 60% untuk diterima sedangkan 30% nya adalah wawancara terkait dengan kesiapan dan bakal kontribusi yang kita berikan sedangkan yang 10% adalah kekuatan doa (CMIIW). Sedikit berbeda dengan pemberi beasiswa lainnya. Sebut NZAID dengan skema NZ ASEAN Scholarship. Pemberi beasiswa biasanya memiliki sektor-sektor prioritas. Sehingga jika ingin mendapatkan beasiswa tersebut, maka pilihlah program study atau topik penelitian yang sesuai dengan sektor-sektor prioritas tersebut. Dalam beberapa kasus kandidat yang tidak berada pada sektor-sektor tersebut bisa mendapatkan beasiswa. Tetapi sebagian besar adalah kandidat yang berada pada sektor-sektor tersebut.

priotirty-sector

Jika aplikasi sudah dikirimkan ya sisanya tinggal berdoa dan mempersiapkan diri untuk interview .

Dapat disimpulkan bahwa semakin banyaknya penyedia beasiswa untuk studi lanjut khususnya keluar negeri meningkatkan minat dari pelajar-pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Walaupun terkesan kompleks tetapi jika dijalani dengan tekun dan  telaten maka akan memberikan hasil yang optimal. Sehingga kita haruslah tetap semangat dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Dari 3 menjadi 4: Shopping Dokter Kandungan dan RS Bersalin di Malang

Setahun sebelum hamil saya memang sudah browsing dan tanya sana sini tentang dokter SpOG yang rekomended di kota Malang. Selain untuk periksa insidentil dan konsultasi aja, juga untuk persiapan kehamilan yang ke 2. Iya, saya memang punya keinginan untuk punya anak lagi setelah sekolah saya beres.

Dari rekomendasi teman-teman, di tahu 2014 saya konsultasi dengan salah satu dokter kandungan perempuan, dan lumayan cocok. Antrinya nggak begitu banyak, orangnya udah setengah baya dan keibuan, dan saya puas dengan pelayanannya.. Akhirnya waktu saya telat datang bulan di akhir tahun 2015 lalu, saya datang lagi ke beliau untuk periksa kehamilan. Sampai di bulan ke 4, ketika saya dan bapak Abink mau mulai ngobrol soal keinginan kami untuk melahirkan secara normal, belau dengan gamblang menyarankan sesar lagi aja. Kata beliau: “kalau mau punya anak cuma 2, mending sesar aja bu”.

Karena kecewa dan merasa tidak didukung, akhirnya beberapa hari setelah periksa di beliau saya memutuskan untuk periksa dan konsultasi lagi dengan dokter kandungan yang membantu kelahiran Alia dulu. Saat itu juga kami ngobrol tentang kemungkinan melahirkan normal setelah melahirkan secara caesar 7 tahun yang lalu. Jawaban dokter yang kali ini ngambang sih, “kita liat aja nanti bu.. Kalau nggak ada kendala seharusnya bisa.. tapi kita liat aja nanti”. Yaa paling nggak pak dokter ini nggak langsung menyarankan untuk sesar aja. Akhirnya saya sempat tuh kontrol 3 kali ke beliau, plus usg 4 dimensi di sana.

Masuk usia kandungan 7 bulan, saya mulai survey-survey rumah sakit bersalin. Sebenernya Pak Dokter punya RSB sendiri, dan dulu Alia lahir di sana. Tempatnya hommy dan nyaman, enak banget… Tapi, saya pengen survey-survey lagi dan pengen memastikan kalau RS tempat lahiran nanti adalah RS yang pro ASI dan IMD, secara waktu Alia lahir nggak sempat IMD 😦 Akhirnya, setelah survey sana sini, saya kepincut sama RS Hermina, dan pengen lahiran di Hermina aja. Masalahnya, pak Dokter nggak praktek di Hermina, jadilah saya ganti dokter lagi di bulan ke 7 kehamilan.

Saya pilih dr. Maria Ulfa, SpOG di Hermina atas saran beberapa suster yang bilang kalau dr Maria ini pro normal dan lumayan sering bantu VBAC. Kebetulan, saya sudah umayan sering dengar nama beliau disebut-sebut sebagai salah satu SpOG yang lumayan diperhitungkan di Malang. Ternyata dr. Maria orangnya ramah, menenangkan, dan bisa ditanya-tanya lewat WA 🙂 dan sampe sekarang saya masih suka tanya2 sama beliau lewat WA dan selalu dibales.

Di hari pertama kali ketemu dan kontrol sama dr Maria, saya langsung memutuskan untuk lahiran di Hermina aja. Walaupun nggak se-hommy RS tempat lahiran Alia dulu, RS Hermina ini menawarkan fasilitas yang lebih lengkap. Hari itu juga saya langsung bikin previllage card, dengan membayar uang muka/cicilan/tabungan pertama biaya persalinan. Dengan previllage card kita dapet gratis senam hamil seminggu 2x sampai lahiran, trus dapet gratis ikut kelas laktasi, trus pas udah lahiran dapet gratis 2x kelas pijat bayi dan senam nifas. Jadi kalau sudah yakin mau lahiran di Hermina, segera saja nyicil biaya persalinannya. Kalau kita sudah setor sebanyak 20% dari perkiraan biaya lahiran, kita bakal dapet previlage card dan bisa menikmati senam hamil gratis, kelas pra persalinan, kelas laktasi, dan fasilitas lainnya. Lumayan bisa menghemat 25.000 setiap kali mau senam hamil.Ditambah lagi, kalau pas lahiran ternyata kita sudah setor lebih dari 80% biaya lahiran, kita bakal dapet diskon 7%. Lumayan kan…. Selain fasilitas itu semua, RS Hermina juga punya ambulance yang siap menjemput (layanan dalam kota) kalau ada kejadian emergency.

Kalau soal antrian, di RS ini lebih baik telpon dulu dan daftar kalau mau periksa ke dokter. Kalau datang langsung, bisa-bisa dapet nomor antrian buntut, capek nunggunya 🙂

Kalau ngomong soal harga, menurut saya harga di RS Hermina ini hampir sama dengan RS bersalin sekelas nya, seperti di Melati Husada atau Puri Galeri. Sayangnya, saya cuma sempat survey harga saja dan nggak sempat membandingkan fasilitas dari RSB yang lain. Secara sudah kepincut sama dokter dan fasilitasnya Hermina 🙂

Kesan melahirkan di RSB Hermina, suster-suster semua ramah dan helpful. Baby otomatis rawat gabung tanpa diminta, dan IMD walaupun setelah sesar. Setelah melahirkan, ada suster yang datang untuk menjelaskan cara-cara merawat bayi (pasti bermanfaat untuk ibu baru, dan cukup me-refresh  ingatan saya setelah 7 tahun nggak pegang bayi. Ada juga suster yang datang untuk mengajarkan teknik pijat agar ASI melimpah.

Buat yang lagi hamil, selamat menjalani kehamilan dengan senang, selamat hunting RS buat lahiran, mudah-mudahan semua selamat, sehat lancar lahirannya!

Dari 3 menjadi 4:Anggota Baru KeluargaHussein (2)

Menyambung tulisan setengah tahun yang lalu Dari 3 menjadi 4 (part 1) yang ditulis lebih dari enam bulan yang lalu maka diawal tahun 2017 ini KeluargaHussein ingin memperkenalkan anggota keluarga baru yang sudah lama ditunggu dan diharapkan.

Ya di bulan Mei 2017 yang lalu lahirlah putra kedua kami Zidni Adyastha Aidan Hussein, yang bisa dipanggil Zidni Hussein atau Zidni. Baru sekarang diumurnya yang ke 7 bulan KeluargaHussein berkesempatan untuk memperkenalkannya kepada teman-teman semuanya.

Zidni lahir disebuah rumah sakit swasta di Kota Malang (cerita mencari dokter, berburu rumah sakit dll akan diceritakan Bu ABink nanti jadi harap bersabar ya…hehehe). Lahir nya Zidni sama dengan kakak cantik Alia yaitu dengan cara operasi. Sebenernya jauh hari Bu ABink sudah punya cita-cita kalo anak kedua nya lahir normal. Sudah dibela belain jalan pagi dan ikutan senam segala. Tapi setelah diskusi panjang dengan obgyn dan optometris maka disimpulkan melahirkan normal berisiko cukup tinggi. Sehingga diputuskan untuk lahir dengan operasi.

Masih cukup teringat bahwa hari Sabtu sore Pak ABink jadi reviewer untuk PKM Dikti. Tiba-tiba sekitar pukul 4 sore, Pak ABink di telpon sama orang rumah. Dikabari kalo Bu ABink pecah ketuban dan dianter adek ke rumah sakit. Karena tidak tenang mikir Bu ABink, spontan walau acara monev belum selesai, Pak ABink minta ijin ke reviewer satunya untuk ke rumah sakit. Gerimis-gerimis Pak Abink langsung menuju rumah sakitnya.

Dirumah sakit si ibuk masih di observasi. Nunggu dokter kata suster yang jaga. Sekitar habis magrib di kabarin suster kata dokter malam itu juga si bayi mau dikeluarin. Jadi ga perlu nunggu besok. Denger itu, Pak Abink langsung ke meja admin nyelesaikan semua persyaratan. Setelah persyaratan selesai semua, sukur mama yuni lagi datang. Pak ABink ijin pulang untuk mandi dan anterin Alia pulang. Sekitaran jam 8.30 balik lagi ke rumah sakit.Sama suster dikabarin kalo jam 10an si bayi akan dilahirin.

Alhamdulillah….sekitar pukul 10.30 malam… nongol bayi putih, ganteng dan soleh yang dikasi nama Zidni Hussein. Akhirnya….dari 3 orang anggota KeluargaHussein menjadi 4. dan sekarang si Zidni sudah umur 7 bulan…sudah banyak maunya… sehat dan kuat ya adek Zidni….

 

Plan your hooooliday di tahun 2017

Dipenghujung 2016 banyak yang berlibur kesana dan kemari. Maklum kebetulan di Desember dua momen liburan yaitu Xmast dan New Year kebetulan pas jatuh dihari Minggu, sehingga oleh pemerintah liburannya ditambahin sehari atas nama cuti bersama. Alhasil para cutiers memanfaatkan penuh long weekend ini untuk liburan dan jalan-jalan. Terus gimana KeluargaHussein? kemana liburan dan jalan-jalannya? ternyata untuk tahun ini liburan dihabiskan dengan bersantai dirumah saja. Cuma diawal long weekend Xmast sempat maen-maen tipis ke Museum Angkut.

Semenjak boboi boy lahir 7 bulan yang lalu praktis ruang gerak liburan KeluargaHussein berkurang drastis. Si Ibuk bebeerapa kali “ngringik” minta liburan… tapi pas diseriusin eh si ibuk malah “ngeper”  sendiri soalnya kasian si boboi boy masih terlalu kecil untuk diajak-jalan-jalan.

Beberapa hari yang lalu dapet WA di satu grup terkait dengan liburan dan cuti bersama di tahun 2017. Entah benar atau tidak tapi yang pasti untuk tahun 2017 rentetan liburannya juga seru.

libur

Karena dapet nya dari website nya menpan sepertinya sahih. Monggo siapkan koper dan mulai bikin holiday plan yang mantab. Di tunggu apdetan IG dan Path nya. Bagaimana dengan KeluargaHussein? Sementara kami masih wait and see hehehehe….

KeluargaHussein.com dengan semangat baru

Pak Abink baru pulang dari ngopi dengan teman teman ketika melihat laptop si Ibu sedang menyala. Surprising…ternyata si Ibu sedang ngebuka blog keluargahussein yang sudah cukup lama terlantar. Setelah diskusi A..B..C dengan si Ibu di putuskan kalo blog KeluargaHussein…

A. Dihapus

B. Dibiarkan terlantar

C. Diteruskan dengan semangat dan fokus baru…

Kalo perusahaan-perusahaan biasanya ada tulisan “Under New Mangement” maka dengan mengucap Bismillah maka blog keluargaHussein akan diteruskan dengan semangat dan fokus baru….anda mendapat 100 jika menjawab pilihan C hehehe…

Ya kami (Bapak dan bu Abink) sepakat bahwa blog ini akan menjadi catatan keluargaHussein agar kelak segala yang kami hadapi dapat dikenang selalu….

Malang, 27 Desember 2016 menjelang tengah malam 😀